naruto

My Widget

Selasa, 29 November 2016

LARUTAN (SOLUTIONES)


    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satuh jenis obat atau kebih dalam pekarut air suling
kecuali dinyatakan kain, dinaksudkan untuk digunakan
sebagai obat dalam,obat luar atau untuk dinasukkan ke dalam rongga tubuh. Untuk larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tetera pada injectiones.Sesuai dengan  penggunaan, larutan dibagi menjadi :
A.Larutan steril
B.Larutan tak steril
C.Larutan antiseptika
  Kadang kadang dibedakan namanya, tetapi tidak ada
perbedaan prinsip dalam pengertian, bila yang terlarut adalah hanya satu jenis obat yang dilarutkan disebut mikstura, sebagai contoh: solutio citratis magnesici dan mixtura brometorum.
A.Larutan steril meliputi
1. larutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan
luka atau kulit terbuka
2. larutan iritasi kandungan kemih.
3. larutan intraperitoneum baik alat maupun  larutannya disterilkan dalam wadah yang steril.
B.Larutan tidak steril meliputi :
1. larutan obat dalam, baik larutan yang langsung
diminum atau yang harus diramu lebih dulu.
2. larutan obat untuk kulit utuh dan
3. larutan hemosialisa
    Pada pembuatan larutan supaya dihindari sedapat
mungkin adanya kontaminasi oleh bakteri dan jasad
renik yang lain.Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari oleh jasad renik yang telah resisten. Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru dididihkan,wadahnya harus betul betul bersih dan tidak menggunakan tutup gabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu mingu sejak tutup dibuka.larutan yang digunakan sebagai antiseptikum untuk mata yang luka atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh harus disterilkan duklu. Larutan antiseptik yangsteril di dalam wadah tertutup mudah dibedakan dengan wadah untuk laeutan teansfusi ternasuk larutan infusi.Pada etiket harus tertera : larutan steril, tidak disuntikan.
Sistem pelarut dan zat terlarut
1. sirup
2. eliksir
3. spirit
4. air aromatik
5. tingtur
C.Larutan oral
     Adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven air.
Larutan oral yang mangandung sukrosa atau gula lain
kadar tinggi disebut sirup Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air disebut sirup simpleks (64%)
Selain sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu
seperti:
sorbitol – gliserol digunakan sebagai
penghambat terjadinya penghabluran,
untuk mengubah kelarutan , rasa dan sifat sifat lain zat pembawa.Zat anti mikroba untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi.
•Larutan oral lain yang tidak menandung gula , tetapi mengandung pemanis buaran seperti sorbitol, aspartam,dan bahan pengental seperti gom selulosa biasanya digunakan untuk pasien diabetes,
•Larutan yang mengandung etanol sebagai kosolven
disebut eliksir.
•Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.
•Lotio adalah sedian larutan atau suspensi yang
digunakan secara topical.Contohnya : lotio kumerfeldi
Larutan Otik adalah larutan yang mengandung air atau
gliserin atau
Misal : larutan otik neonisin dan polimisin B silfat.
Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau
hidro alkohol dari zat mudah menguap, umumnya
berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit
harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnya air disebut air aromatik .
•Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obat atau pembawa yang wangi, misalnya: syrup akasia, sirup jeruk,dllSirup yang mengandungbahan obat terapetik atau sirup obat, misalnya: antitusif, antihistamin.
Komponen sirup
1. air
2. gula, sukrosa, pemanis buatan
3. pwngawet anti mikroba
4. pembau, penambah rasa misal minyak jeruk, vanili
dan lain lain.
Contoh pengawet
•Asam benzoat (0,1-0.2) %
•Na benzoat (0.1-0.2) %
•campuran metil, propil dan butil
paraben (total ± 0.1%)
•Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan
manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan
biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan.
Dibanding dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula lebih rendah,sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa dan bau zat aktif.
•Saturasi adalah solutio yang dibuat dengan cara
mereaksikan bagian asam dan suatu bikarbonat, yang
didalamnya jenuh dengan CO2, biasanya digunakan
sebagai penyegar. Contoh: Potio Riveri.
•Potiones adalah sediaan yang berupa cairan untuk
diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat
digunakan sebagai dosis tunggal dalam golume besar,
umumnya 50 ml.
•Collyria adalah sediaan berupa larutan steril, jernih,
bebas partikel asing, isotonis dan digunakan untuk
mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan
pengawet. Wadah yang dipakai dapat wadah dari gelas
atau plastik yang tertutup kedap.
•Gargarisma adalah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkan dulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah infeksi tenggorokan dan tujuan penggunaan gargarisma ialah agar obatnya dapat langsung mengenai selaput lendir yang ada di dalam tenggorokan dan bukan sebagai pelindung selaput lendir maka tidak digunakan bentuk suspensi dan bahan berlendir tidak cocok sebagai obat kumur. Dalam tiket harus tertera :
hanya untuk kumur, jangan ditelan.
Sebelum digunakan diencerkan.
INTERAKSI PELARUT – ZAT TERLARUT
    Berhubung dengan kelarutan suatu zat dalam
pelarut, maka dapat terjadi interaksi antara pelarut
pelarut, pelarut zat pelarut terlarut dan zat zat terlarut.Nilai atau diskripsi kualitatif beberapa parameter fisika kimia dari zat terlarut dan pelarut dapat membantu mendapatkan gambaran mengenai keterlarutan suatu obat, beberapa faktor dan konsep yang penting untuk meramal kelarutan obat adalah:
1. polaritas
2. co solvency
3. parameter kelarutan
4. suhu
5. salting out
6. salting in



7. hidrotopi
8. pembentukan kompleks
9. efek bersama ion
10. ukuran partikel
11. ukuran dan bentuk molekul
12. struktur air
1.Polaritas
Aturan yang terkenal yaitu like dissolves like
berdasarkan pada observasi bahwa molekul molekul
dengan distribusi muatan yang sama dapat larut timbal balik, yaitu molekul polar, akan larut dalam media yang serupa yaitu polar, sedangkan molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar. Konsep polaritas kurang jelas apabila diterapkan pada kelarutan yang rendah,terbentuk miseldan berbentuk hidrat padat.Kosolven Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan untuk membuat larutan obat. Kosolven dapat dipandang sebagai modifikasi polaritas dari sistem pelarut terhadap zat terlarut atau terbentuknya pelarut
baru yang terjadinya interaksi tidak mudah diduga dari individu pelarut masing masing dalam sistem campuran.Kosolven supaya dibedakan dari fenomena yang sangat erat hubungannya seperti pelarut (solubilisasi) dan hidrotopi.
2.Parameter kelarutan
Dikembangkan oleh hildbrand untuk sebagai alat
meramal kelarutan cairan dan substansi amorf dalam
banyak macam pelarut dari industri.
3.Suhu
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan
suhu akan naik kelarutannya, kecuali senyawa
metilselulosa dan kalsium hidroksida.Proses eksoterm dapat digambarkan:
Zat terlarut + pelarut ↔ larutan + panas
Sedangkan proses endoterm
Panas + zat terlarut + pelarut↔ larutan
   Jika pada peristiwa eksoterm, bila suhu dinaikan
maka kelarutan zatnya akan berkurang karena reaksi
bergeser kekiri. Sedangkan pada peristiwa endoterm, bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan bertambah,karena reaksi bergeser ke kanan.
4.Salting out
Peristiwa pengendapan zat terlarut (biasanya zat
organik) disebabkan oleh penambahan jumlah besar
garam yang sangat mudah larut pada larutan air dari
senyawa organik. Peristiwa ini merupakan kompetisi
antara garam dan senyawa organik terhadap molekul
pelarut yaitu air. Contoh peristiwa ini adalah: camphora dan oleum menthae piperitae dalam air aromatik.Larutan metilselulosa dalam air oleh penambahan NaCl.Mekanisme peristiwa ini ialah bahwa interaksi metilselulosa dan air adalah inkompetible dengan interaksi NaCldengan air dan sebagai hasil terjadi dehidrasi dari metilselulose dan mengakibatkan peristiwa salting out.
5.Salting in
Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan dari
suatu senyawa organik dengan penambahan suatu garam dalam larutannya. Sebagai contoh adalah globulin tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam larutan garam encer dalam air.
6.Hidrotopi
Ialah peristiwa bertambahnya larutan suatu
senyawa yang tidak larut atau sukar larut dengan
penambahan suatu senyawa lainyang bukan zat surfaktan (S.a.a.). Mekanismenya mungkin salting in, kompleksasi atau kombinasi beberapa faktor.
7.Pembentukan kompleks
Ialah peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.Sebagai contoh larutan iodium dalam larutan KI atau NaI dalam air. Disini terjadi senyawa kompleks Triiodida.Juga larutan coffein didalam larutan natrii salisilat atau natrii benzoat dalam air. Senyawa kompleks ini bersifat reversible, mudah terjadi disosiasi dan melepas zat aktifnya dan memberi efek terapi.
8.Common ion effect
Obat yang tak larut sering dibuat sebagai
suspensi, disini ada keseimbangan antara partikel padat dengan larutan jenuhnya. Sebagai contoh adalah suspensi Procain Penicilin. Dengan penambahan Procain HCl yang mudah larut dalam air akan mengurangi penicilin ion dalam larutan, karena produk kelarutan suatu senyawa pada suhu konstan adalah tetap.
9.Ukuran partikel
Efek ukuran partikel dari zat terlarut dalam sifat
keterlarutan terjadi hanya bila partikel mempunyai
ukuran dalam sub mikro dan akan terlihat kenaikan kira kira 10% dalam kelarutannya. Kenaikan ini disebabkan adanya enersi bebas permukaan yang bebas permukaan yang besar dihubungkan dengan partikel yang kecil.
10.Ukuran dan bentuk molekul
Sifat sifat dapat melarutkan dari air sebagian
besar disebabkan oleh ukuran yang kecil dari
molekulnya. Zat cair dapat mempunyai polaritas,
konstante dielektrik dan ikatan hidrogen dapat menjadi pelarut yang kurang bagi senyawa ionik, disebabkan ukuran partikelnya lebih besar dan akan sukar bagi zat cair untuk menembus dan melarutkan kristal. Bentuk dari molekul zat terlarut juga merupakan faktor didalam meneliti keterlarutan. Keterlarutan yang tinggi dari amonia yang cocok tanpa ada kesukaran berada didalam struktur dari air. Efek bentuk dari molekul zat terlarut terhadap kelarutannya di dalam suatu pelarut lebih banyak merupakan efek entropi.
11.Struktur dari air
Struktur air merupakan anyaman molekul tiga
dimensi dan struktur ikatan hidrogen menentukan sifat sifat air dan interaksinya dengan zat terlarut. Strukturnya dapat dimodifikasi secara kualitatif dan kuantitatif oleh banyak faktor seperti suhu, permukaan dan zat terlarut.
  Struktur air adalah peka terhadap banyak faktor yang
dapat memperkuat, melemahkan, mengubah atau
memecah seluruhnya. Faktor faktor ini termasuk suhu,
zat terlarut non polar, ion monovalen dan polivalen,
s.a.a., makromolekul dan permukaan.
Keuntungan bentuk larutan
1. merupakan campuran homogen
2. dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan
3. dapat diberikan larutan encer kapsul atau tablet
lambung, sedangkan bila dalam bentuk kapsulatau
tablet sulit diencerkan.
4. kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
diabsorbsi.
5. mudah diberi pemanis, bau bauan dan warna, dan
hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak anak.
6. untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
digunakan.
Kerugian bentuk larutan
1. volume bentuk larutan lebih besar
2. ada obat yang tidak stabil dalam larutan
3. ada obat yang sukar diyuyupi rasa dan baunya dalam larutan

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Tujuan Pembentukan Emulsi: Meningkatkan kelarutan. Meningkatkan stabilitas. Memperbaiki penampilan. Menutupi rasa tidak enak. Efek obat diperlambat. Ada dua tipe emulsi, yaitu: Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air. Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik Surfaktan (surface active agent) atau zat aktif permukaan,adalah senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah dalam suatu system, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antarmuka pada system tersebut. Energi bebas permukaan-antarmuka adalah kerja minimum yang diperlukan untuk merubah luas permukaan-antarmuka. Cara Menentukan Tipe Emulsi Uji pengenceran: Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa suatu emulsi M/A dapat diencerkan dengan air dan emulsi A/M dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan dan akan nampak nyata pemisahannya. Tes ini secara benar dibuktikan bila penambahan air atau minyak diamati secara mikroskop. Uji Konduktivitas: Emulsi dimana fase kontinyu adalah cair dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi dimana fase kontinyunya adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi M/A, lampu akan menyala karena menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa sistem A/M. Uji Kelarutan Warna: Bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, pewarnaan fase kontinyu menunjukkan tipe A/M. Keuntungan Sediaan Emulsi: Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci bila diinginkan. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan dari segi ekonomis selama kemanjuran dan penampilan tidak dirusak. Kerugian Sediaan Emulsi: Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah yang berhubungan. Bentuk ketidakstabilan emulsi: Flokulasi: dikarenakan emulgator kurang, lapisan pelindung tidak menutupi semua bagian globul sehingga 2 globul bersatu membentuk aggregat. Koalescens: dikarenakan hilangnya lapisan film dan globul semakin besar dan bersatu. Kriming: dikarenakan adanya pengaruh gravitasi sehingga terjadi pemekatan di permukaan dan di dasar. Inversi fasa: dikarenakan adanya perubahan viskositas. Breaking/demulsifikasi: pecah akibat hilangnya lapisan film karena pengaruh suhu.

Sumber Asli:
http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/emulsi.html
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Tujuan Pembentukan Emulsi: Meningkatkan kelarutan. Meningkatkan stabilitas. Memperbaiki penampilan. Menutupi rasa tidak enak. Efek obat diperlambat. Ada dua tipe emulsi, yaitu: Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air. Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik Surfaktan (surface active agent) atau zat aktif permukaan,adalah senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah dalam suatu system, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antarmuka pada system tersebut. Energi bebas permukaan-antarmuka adalah kerja minimum yang diperlukan untuk merubah luas permukaan-antarmuka. Cara Menentukan Tipe Emulsi Uji pengenceran: Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa suatu emulsi M/A dapat diencerkan dengan air dan emulsi A/M dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan dan akan nampak nyata pemisahannya. Tes ini secara benar dibuktikan bila penambahan air atau minyak diamati secara mikroskop. Uji Konduktivitas: Emulsi dimana fase kontinyu adalah cair dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi dimana fase kontinyunya adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi M/A, lampu akan menyala karena menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa sistem A/M. Uji Kelarutan Warna: Bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, pewarnaan fase kontinyu menunjukkan tipe A/M. Keuntungan Sediaan Emulsi: Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci bila diinginkan. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan dari segi ekonomis selama kemanjuran dan penampilan tidak dirusak. Kerugian Sediaan Emulsi: Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah yang berhubungan. Bentuk ketidakstabilan emulsi: Flokulasi: dikarenakan emulgator kurang, lapisan pelindung tidak menutupi semua bagian globul sehingga 2 globul bersatu membentuk aggregat. Koalescens: dikarenakan hilangnya lapisan film dan globul semakin besar dan bersatu. Kriming: dikarenakan adanya pengaruh gravitasi sehingga terjadi pemekatan di permukaan dan di dasar. Inversi fasa: dikarenakan adanya perubahan viskositas. Breaking/demulsifikasi: pecah akibat hilangnya lapisan film karena pengaruh suhu.

Sumber Asli:
http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/emulsi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar